Setelah berpisah selama 7 tahun Roy Jeconiah dan John Paul Ivan
(JPI) kembali bersatu. Bukan di bawah bendera Boomerang melainkan dengan
nama baru, RI1. Saat ini, band yang dilengkapi bassis Andy Lie dan
dramer Aries Ceprus ini tengah menyiapkan album debut mereka. Album ini
rencananya bakal diedarkan secara independen, namun belum ada jadwal
pasti waktu perilisan resminya. “Kami tidak menargetkan kapan harus
rilis dan harus ada berapa lagu. Semua dibiarkan mengalir,” beber JPI.
Sebagai perkenalan, mereka telah merilis singel “Kita Satu” sejak
beberapa bulan lalu. Lebih jauh tentang RI1 simak wawancara eksklusif
inrocknesia.com dengan Roy dan JPI berikut.
Apa yang membuat kalian berdua bersatu lagi?
Roy: Waktu aku ditawarin temen-temen untuk ketemuan
sama anak-anak Boomerang yang lain buat reuni itu aku mau. Karena aku
pikir kan udah dua tahun ninggalin Boomerang, jadi ayolah mau ngapain
lagi. Aku anggap itu sebagai sebuah undangan, tapi akhirnya yang terjadi
setelah pertemuan pertama sampai pertemuan keempat yang datang cuma aku
dan Ivan. Padahal pas pertemuan kedua, aku kan kebetulan lagi ada
kerjaan sama Log (Zhelebour), aku bilang sama dia kalo aku lagi sering
ketemu Ivan, kami lagi mau ngomongin reuni Boomerang. Log sangat
mensuport bahkan ada beberapa sponsor yang udah siap bawa Boomerang tur
dengan formasi orijinal. Tapi itu nggak pernah terjadi. Akhirnya aku
pikir karena udah ketemu sama Ivan kami jalan pake nama baru, RI1.
JPI: Pengennya saya juga gini loh… Reuni Boomerang ini
ada mediatornya yang ngumpulin kami dari kedua pihak yang nawarin kami
mau jalan atau nggak. Orang ketiga lah…jangan dari saya sama Roy. Karena
kami kan di luar Boomerang sekarang. Nah dari mereka justru tidak
terlalu merespon. Kayaknya mereka punya plan sendiri. Mau bawa Boomerang mau kemana gitu…
Roy: Tapi waktu itu sebenarnya sempet denger Hendry
pengen dateng, tapi nggak tau deh abis itu dia berubah dan cuma aku dan
Ivan yang nongol. Dan memang ada permintaan dari mediator jangan ada
telpon-telponan, jadi ini harus dengan kerelaan masing-masing datang.
Jadi aku nggak nelpon Ivan, atau Hendri daan Faried, begitupun
sebaliknya. Dan buat kami sih nggak masalah, emang mungkin blom
waktunya, kami menghargai lah… Kalo saya pribadi dan mungkin Ivan juga
masih merasa bagian dari Boomerang karena saya gede dari situ. Tapi yah
pake kendaraan apapun yang penting kami berkarya. Dan ternyata responnya
cepet. Tau-tau udah berdiri aja kamunitas-komunitas yang menamakan diri
mereka afansnya RI1 dengan berbagai nama. Kami oke aja, karena kami
anggap sebagai support. Ada yang bilang ini band ‘Boomerang Perjuangan’ segala hahaha…
RI1 itu sebenarnya duo atau band?
JPI: Awalnya kami memang berdua, cuma kan ini band jadi kami butuh kontribusi player
lain kayak dramer sama bassis. Otomatis kami juga harus cari yang klop.
Sempet pake audisi juga, kami cari yang pas banget. Akhirnya kami dapet
bassis Andy Lie sama dramer Aries Ceprus.
Roy: Formasinya sih formasi tetap, dan nanti kalau
udah proses penggarapan album kami berharap juga sumbangsih dari mereka.
Karena walaupun ini proyek aku sama Ivan nggak mungkin kami mengerjakan
semuanya berdua.
Andy, latar belakang Anda sendiri?
Andy: Awalnya emang gue lagi nggak punya band, terakhir ngeband 3 tahun lalu sama Elpamas. Sekarang lebih ke session player di wedding sama cafe dan ngajar juga. Nah pas gue lagi ngajar dihubungi sama manajer mereka. Akhirnya ikut audisi. Kebetulan basic musik gue juga kan rock, jadi asik banget. Apalagi main sama legenda hehehe…
Konsep musik yang ditawarkan RI1 ?
Roy: Basicnya tetap rock. Kalo pas pertama
masuk studio bareng Ivan, sebetulnya aku melakukan sesuatu yang beda
dengan referensi yang kami dengerin setelah sekian tahun nggak ketemu.
Tapi setelah didengerin musiknya kayak Boomerang-Boomerang juga. Tapi
intinya kami tetap dengan konsep ingin sesuatu yang berbeda. Jadi lagu
pertama itu bagi aku jembatan aja untuk pengerjaan ke lagu-lagu berikut.
Mudah-mudahan kami dapet sesuatu yang berbeda. Tapi yang jelas kami
nggak ingin bersaing dengan Boomerang. Kami bikin RI1 bukan karena kami
ingin perang dengan mereka. Kami cuma ingin berkarir.
Saat tampil live, kenapa kalian membawakan lagu Boomerang juga?
Roy: Saya sendiri sama Ivan pengen bawain lagu yang beda tapi kadang ada permintaan dari sponsor karena mungkin mereka ingin merefresh
memori lama, jadi akhirnya kami bawain lagi Boomerang dan buat kami itu
nggak masalah tapi kami berusaha memilih lagu yang kami bawain itu
adalah karyaku dan Ivan. Jadi, semoga nggak ada sengketalah hahaha..
Karena waktu Hendry dan Faried membawakan lagu-lagi yang dulu kami bikin
kami juga nggak mempermasalahkanyan. Dan kami sih pengennya kalau kami
udah ada album kami bawain lagu kami sendiri, kecuali ada yang request lagu Boomerang.
JPI: Lebih tepatnya bukan sengketa
yah… Tapi nggak ada omongan di belakang lah. Sebenarnya semua band pada
dasarnya akan kembali ke proses awal. Kami bawain lagu Boomerang yah
pasti soalnya itu nggak akan bisa ilang. Kayak orang ditato, udah
lengket, mendarah daging. Tapi nanti setelah ada album persentasinya
akan berbalik. Lagu Boomerang yang dibawain jadi lebih sedikit.
Kapan album perdana RI1 dirilis?
JPI: Saya kan udah lama nggak main sama Roy, apalagi ada 2 orang baru di band ini, jadi butuh waktu buat cari chemistry.
Kami pengennya ini bukan band karbitan yang masuk studio yang jadi
instan ke depannya. Kami pengen diasah dulu di panggung, kalo di
panggung udah enak, jalan ke depannya juga enak. Sampai sejauh ini kami
baru kelar satu singel “Kita Satu”, selebihnya kami proses dulu.
Roy: Ada pengalaman yang berharga buatku pribadi pas main di event
pertama kami di ‘Bandung Berisik 2012′. Kami nggak dapat panggung gede
kan yah… Panggungnya kecil, nggak ada tangganya, harus naik langsung ke
atas. Buatku ini asik, kayak napak tilas awal-awal aku dulu dan proses
ini aku nikmatin. Justru band ini harus melewatin hal-hal itu. Harusnya
bulan Agustus kemarin kami jamming studio. Tapi ternyata kami
pada punya kegiatan. Tapi proses ini kami nikmatin aja. Dan lagu ini
murni aku sama Ivan aja yang garap. Tapi targetnya tahun ini harus
rilis.
Kenapa dulu kalian berpisah?
Roy: Itu panjang ceritanya. Dulu ada yang ngira aku ada
masalah sama Ivan. Tapi kalau boleh trus terang aku nggak ada masalah
apa-apa sama dia. Ivan harus melakukan keputusan itu, dan aku juga
akhirnya harus keluar. Meskipun itu bukan sesuatu yang mudah karena
separuh umurku dihabiskan di situ. Dapetnya semua dari Boomerang tapi
kami harus melewati proses itu. Kalau aku sendiri karena di Boomerang
itu ada peraturan nggak tertulis yaitu kami nggak bisa mecat orang. Jadi
kalau ada beberapa hal yang mulai tidak jalan berarti aku harus keluar
sendiri. Aku sendiri taunya Boomerang itu nggak jalan hahaha… Mangkanya
aku juga kaget ternyata mereka masih ada. Tapi buat aku itu nggak
masalah, memang keadaan yang terjadi seperti ini dan itu merupakan
proses meskipun bukan hal yang mudah.
JPI: Sebenarnya alasan kenapa kami
keluar itu karena sumbernya sama. Intinya ‘ketidaknyamanan’. Karena ini
sifatnya band dan ada banyak orang di dalamnya. Jadi kami nggak bisa
ngapa-ngapaiin sendiri. Istilahnya jadi diktator dan pegang kuasa. Jadi
kami maunya saling ngerti aja sama tau diri. Cuma masalahnya orang yang
kami maksud nggak tau diri, jadi kami yang tau diri aja yang keluar!
Roy: Sama dengan apa yang Ivan bilang, kami nggak
mau jadi diktator. Aku sih sayang aja band ini kan udah kami bangun
sekian lama kalau nggak kami pelihara dan urus dengan bener, bukan cuma
dalam hal karya tapi juga keseharian kan buat apa? Sekarang main band
itu butuh sesuatu yang lebih serius. Tapi bukan juga mau sok serius yah…
Dan aku mentok di situ. Kalau mau flashback, waktu pertama
Ivan pamit keluar, aku satu-satunya orang yang ngomong ‘lebih baik bubar
aja!’. Kalau buat aku itu pilihan yang jauh lebih menarik. Nggak usah
takut besok mau ngapain, kalo emang umurnya sampe segitu ya udah.
Akhirnya aku tetap melanjutkan dengan berbagai macam permintaan. Tapi
kalau situasinya nggak berubah juga, dalam arti tidak menghargai band
dan juga fans yang udah loyal, aku harus memutuskan keluar!
(Foto: Adi Wirantoko)