BIOGRAPHY
Pada awal berdirinya, PURGATORY adalah sebuah band dengan status genre "Death Metal". Purgatory memulai pengalaman rekamannya di tahun 1995 dengan mini album berjudul "Abyss Call", produksi sendiri (Dragdown Records). Purgatory Mulai dikenal secara umum lewat lagu "Sakaratul Maut" yang menjadi salah satu lagu dari album kompilasi Metalik Klinik I, produksi Rotorcorp tahun 1998. Pada tahun berikutnya (1999) Purgatory mengeluarkan full album pertamanya yang berjudul "Ambang Kepunahan", masih spesifik ber-genre Death Metal. Perjalanan berkarya dalam band ini membuat para personilnya merasa terbatas pada pakem "genre" musik. Ide-ide segar mulai muncul berbenturan dengan status band yang sudah terkunci genre. Perubahan sensasional terjadi pada karya-karya Purgatory di tahun 2001, yaitu adanya penambahan instrumen DJ, vocal dan komposisi sampling. Perubahan ini adalah titik awal kreatifitas penuh dalam berkarya bagi para personil Purgatory, terbukti di permukaan CD dan kaset dari album "7:172", yang diproduksi di bawah label ZR Production pada tahun 2003.
Pada album ini Purgatory melibatkan kolaborasi bersama Eet Syachrani (Edane) dan Bonita dalam lagu "Paranoia". Selepas album ini Purgatory ikut berpartisipasi dalam beberapa album kompilasi. Konsentrasi dalam eksplorasi pada sya'ir dan komposisi musik ini dengan sendirinya membentuk kerakter baru dalam band ini. Mulai saat itu Purgatory tidak meng-klaim genre khusus pada genre musiknya, kecuali Metal, dengan alasan antisipasi atas terjadinya benturan pada klaim genre tersebut di masa mendatang.
Tidak ada spesifikasi khusus bagi musik yang bebas dalam memasukkan berbagai unsur sesuai dengan kebutuhan lagu. Konsentrasi ini juga dituang pada pembuktian berikutnya, yaitu album "Beauty Lies Beneath" di tahun 2006. Di album ini Purgatory habis-habisan mengungkapkan segala penyampaian pada sya'ir dan mengeluarkan segala ide pada aransemen musik. Berbeda dengan dua album sebelumnya, eksekusi proses distribusi album ini dijalani tanpa menggunakan akses jalur distribusi dari major label, sebagaimana pada album Ambang Kepunahan menggunakan jasa distribusi Musica Studio dan album 7:172 menggunakan jasa distribusi milik Sony Music Indonesia.
Sejak awal berdirinya sampai dengan hari ini, telah terjadi berkali-kali perombakan jumlah dan nama pada formasi Purgatory. Di luar faktor emosional kekeluargaan dan rasa memiliki atas band ini, masing-masing personil tidak mengkhawatirkan adanya lagi kemungkinan reformasi. Semakin meruncingnya pembentukan karakter pada band ini semakin mengarahkan para personilnya untuk "saling menjebakkan diri" ke dalam sebuah konsep yang sama. Konsep ini adalah ISLAM.
Latar belakang tema Islam yang dibawa band ini ada sejak dari penamaan judul lagu "Sakaratul Maut" pada album kompilasi Metalik Klinik I. Kepercayaan diri dalam mengangkat tema Islam tumbuh berangsur-angsur seiring dengan umur para personil band. Selanjutnya adalah; judul album "7:172" yang diambil dari sebuah ayat dalam Qur'an Surah ke-7 (al-A'raaf) ayat 172, judul lagu "M.O.G.S.A.W" kependekan dari Messenger Of GOD Shalallahu 'Alaihi Wassalaam dan seluruh lantunan sya'ir yang ada dalam album Beauty Lies Beneath. Para pendengar Purgatory di kalangan komunitas underground adalah mereka yang mengenal Purgatory dari: suguhan komposisi lagu dan tampilan visual yang dikemas sedemikian rupa, atau dari penyampaian yang terungkap pada sya'ir-sya'ir lagu, atau salah satu dari keduanya, atau bahkan dari keduanya. Yang pasti, satu-satunya alasan bagi para personil Purgatory sendiri untuk tetap berada di band ini adalah kesamaan visi untuk menjaga satu konsep tadi.
Sebagian alasan dari terbatasnya frekuensi Purgatory tampil di tengah komunitas underground adalah merupakan dampak dari tidak spesifik-nya genre kemasan musik/tampilan, terlebih lagi dengan adanya batasan-batasan konsep beragama. Dengan batasan-batasan prinsipnya ini, Purgatory tidak mungkin tampil di ditempat-tempat tertentu. Sebaliknya, dengan apa yang dibawanya ini, Purgatory justru tampil di satu tempat tertentu yang lebih sulit dijangkau banyak orang: yaitu isi hati. Karena yang paling mendasar dari konsep Islam tempatnya di dalam hati. ALLAH
Ini yang tidak pernah bisa diganggu-gugat...amin.
Source : https://www.facebook.com/Purgatory.Mogerz/info?ref=ts
Pada awal berdirinya, PURGATORY adalah sebuah band dengan status genre "Death Metal". Purgatory memulai pengalaman rekamannya di tahun 1995 dengan mini album berjudul "Abyss Call", produksi sendiri (Dragdown Records). Purgatory Mulai dikenal secara umum lewat lagu "Sakaratul Maut" yang menjadi salah satu lagu dari album kompilasi Metalik Klinik I, produksi Rotorcorp tahun 1998. Pada tahun berikutnya (1999) Purgatory mengeluarkan full album pertamanya yang berjudul "Ambang Kepunahan", masih spesifik ber-genre Death Metal. Perjalanan berkarya dalam band ini membuat para personilnya merasa terbatas pada pakem "genre" musik. Ide-ide segar mulai muncul berbenturan dengan status band yang sudah terkunci genre. Perubahan sensasional terjadi pada karya-karya Purgatory di tahun 2001, yaitu adanya penambahan instrumen DJ, vocal dan komposisi sampling. Perubahan ini adalah titik awal kreatifitas penuh dalam berkarya bagi para personil Purgatory, terbukti di permukaan CD dan kaset dari album "7:172", yang diproduksi di bawah label ZR Production pada tahun 2003.
Pada album ini Purgatory melibatkan kolaborasi bersama Eet Syachrani (Edane) dan Bonita dalam lagu "Paranoia". Selepas album ini Purgatory ikut berpartisipasi dalam beberapa album kompilasi. Konsentrasi dalam eksplorasi pada sya'ir dan komposisi musik ini dengan sendirinya membentuk kerakter baru dalam band ini. Mulai saat itu Purgatory tidak meng-klaim genre khusus pada genre musiknya, kecuali Metal, dengan alasan antisipasi atas terjadinya benturan pada klaim genre tersebut di masa mendatang.
Tidak ada spesifikasi khusus bagi musik yang bebas dalam memasukkan berbagai unsur sesuai dengan kebutuhan lagu. Konsentrasi ini juga dituang pada pembuktian berikutnya, yaitu album "Beauty Lies Beneath" di tahun 2006. Di album ini Purgatory habis-habisan mengungkapkan segala penyampaian pada sya'ir dan mengeluarkan segala ide pada aransemen musik. Berbeda dengan dua album sebelumnya, eksekusi proses distribusi album ini dijalani tanpa menggunakan akses jalur distribusi dari major label, sebagaimana pada album Ambang Kepunahan menggunakan jasa distribusi Musica Studio dan album 7:172 menggunakan jasa distribusi milik Sony Music Indonesia.
Sejak awal berdirinya sampai dengan hari ini, telah terjadi berkali-kali perombakan jumlah dan nama pada formasi Purgatory. Di luar faktor emosional kekeluargaan dan rasa memiliki atas band ini, masing-masing personil tidak mengkhawatirkan adanya lagi kemungkinan reformasi. Semakin meruncingnya pembentukan karakter pada band ini semakin mengarahkan para personilnya untuk "saling menjebakkan diri" ke dalam sebuah konsep yang sama. Konsep ini adalah ISLAM.
Latar belakang tema Islam yang dibawa band ini ada sejak dari penamaan judul lagu "Sakaratul Maut" pada album kompilasi Metalik Klinik I. Kepercayaan diri dalam mengangkat tema Islam tumbuh berangsur-angsur seiring dengan umur para personil band. Selanjutnya adalah; judul album "7:172" yang diambil dari sebuah ayat dalam Qur'an Surah ke-7 (al-A'raaf) ayat 172, judul lagu "M.O.G.S.A.W" kependekan dari Messenger Of GOD Shalallahu 'Alaihi Wassalaam dan seluruh lantunan sya'ir yang ada dalam album Beauty Lies Beneath. Para pendengar Purgatory di kalangan komunitas underground adalah mereka yang mengenal Purgatory dari: suguhan komposisi lagu dan tampilan visual yang dikemas sedemikian rupa, atau dari penyampaian yang terungkap pada sya'ir-sya'ir lagu, atau salah satu dari keduanya, atau bahkan dari keduanya. Yang pasti, satu-satunya alasan bagi para personil Purgatory sendiri untuk tetap berada di band ini adalah kesamaan visi untuk menjaga satu konsep tadi.
Sebagian alasan dari terbatasnya frekuensi Purgatory tampil di tengah komunitas underground adalah merupakan dampak dari tidak spesifik-nya genre kemasan musik/tampilan, terlebih lagi dengan adanya batasan-batasan konsep beragama. Dengan batasan-batasan prinsipnya ini, Purgatory tidak mungkin tampil di ditempat-tempat tertentu. Sebaliknya, dengan apa yang dibawanya ini, Purgatory justru tampil di satu tempat tertentu yang lebih sulit dijangkau banyak orang: yaitu isi hati. Karena yang paling mendasar dari konsep Islam tempatnya di dalam hati. ALLAH
Ini yang tidak pernah bisa diganggu-gugat...amin.
Source : https://www.facebook.com/Purgatory.Mogerz/info?ref=ts